Selasa, 16 Juni 2015

Bangunan Peninggalan Belanda



Pabrik Gula Jatibarang




Rumah dinas administratur pabrik gula Jatibarang 




           Pabrik gula (PG) Jatibarang adalah pabrik gula peninggalan Belanda di Hindia Belanda yang termasuk dalam komoditi yang di ikutsertakan dalam program Culturstesel. PG Jatibarang di bangun tahun 1842. Semasa pendudukan Belanda di Indonesia dulu, pemerintahan Hindia Belanda membangu 3 pabrik gula di kabupaten Brebes yaitu :

1)      Pabrik Gula di Jatibarang
2)      Pabrik Gula di Bandjaratma
3)      Pabrik Gula Kersana
           PG Jatibarang setelah kemerdekaan Indonesia masuk dalam wilayah PTPN IX (Persero), karena besarnya biaya operasional dan perawatan serta berkurangnya lahan untuk penanaman tebu, maka dari 3 pabrik gula digabungkan menjadi satu, yaitu di Jatibarang.
Sejarah
Pabrik Gula Jatibarang didirikan pada tahun 1842 oleh NV Mij tot Exploitatie der Suiker Onderneming. Berdasarkan PP No. 24 tanggal 16 April 1959 tentang Penetapan Perusahaan-perusahaan Pertanian atau Perkebunan Milik Belanda dibawah penguasaan RI SK Mentan No.229/UM/57, tanggal 10 Desember 1957 dibentuk Pusat Negara Baru (PPN Baru).
Berdasarkan UU No. 19 PRP tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, terdapat pembaharuan struktur dan jabatan-jabatan inti PPN cabang Jawa Tengah agar tetap dipimpin oleh kepala perwakilan jawatan perkebunan yang membawahi PPN dari unit Semarang Barat dipimpin oleh kuasa direksi mengelola diantaranya Pabrik Gula Jatibarang. Kelanjutan dari PG Jatibarang mengalami perubahan-perubahan yang berdasarkan Peraturan Pemerintahan dan kepemilikan yang antara lain :
  • PP No. 141 tahun 1961 dibentuk Badan Pemimpin Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPU-PPN) yang berstatus badan hukum dan diserahi tugas menyelenggarakan pekerjaan direksi perusahaan negara dibidang perkebunan. Untuk Jawa Tengah, dibentuk perwakilan BPU-PPN Jawa Tengah yang dipimpin oleh perwakilan PG Jatibarang, termasuk pada PPN Ke-I Jawa Tengah dipimpin oleh kuasa direksi, pimpinan pabrik gula disebut pimpinan.
  • PP No. 1 tahun 1963 pabrik gula statusnya menjadi PPN gula
  • PP No. 14 tahun 1966 tentang pendirian PNP XV dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari Direktur Utama dibantu 2 (dua) orang Direktur.
  • PP No. 32 tahun 1973 tentang perubahan nama dari PNP XV menjadi PT Perkebunan XV (Persero).
  • Dalam rangka menyederhanaan bentuk perusahaan perkebunan berdasarkan akta notaris GHS Loemban Tobing SH No. 7 / 1981, pengabungan PTP XV dan XVI menjadi PT Perkebunan XV-XVI (Persero)
  • Tahun 1996 status PTP XV-XVI (Persero) diubah dengan peraturan PP No. 11 menjadi PTP Nusantara IX (Persero) yang digabung dengan Perkebunan non tebu (kopi, tebu, kakao, karet dll termasuk agrowisata).
Gambaran Umum
  • Tahun pembuatan : 1842
  • Kepemilikan : BUMN
Produksi Gula
  • Jenis Prosessing : Sulfitasi
  • Jenis gula yang dihasilkan : SHS I.A. Konsumsi
Topografi
  • Tinggi diatas permukaan laut = 7 – 8 Meter
  • Jenis tanah = Aluvial <
  • Pengairan Teknis = 79 %
  • Pompa = 8 %
  • Tadah hujan = 13 %
Prasarana Pendukung
  • Sumber air pabrik, berasal dari Waduk Penjalin
  • Sumber bahan baku pendukung tanaman tebu di wilayah kerja PG Jatibarang – Bandjaratma, meliputi Kab. Brebes dan Kab. Tegal
  • Jalan provinsi, fasilitas sosial, tempat ibadah, poliklinik dan sarana olahraga


Bangunan Penting

Mbesaran



Kantor administrator PG Jatibarang
Mbesaran berasal dari kata Besar-an yang artinya besar (rumah besar) sehingga masyarakat sekitarnya menyebutnya dengan nama Mbesaran. Dari tahun ketahun, rumah Mbesaran ditempati oleh administrator (pimpinan pabrik gula) beserta keluarga dari mulai Pemerintahan Belanda hingga saat penyerahan pabrik gula dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintahan RI pada tahun 1957. Hingga tahun 2009 masih ditempati oleh administrator, namun pada tahun 2010 Mbesaran tersebut sudah tidak ditempati oleh administrator karena dirasa terlalu besar dengan kondisi saat ini. Sehingga administratur pada saat itu, yakni Ir. Djoko Wahjoediono, mengambil kebijakan untuk tidak menempati rumah Mbesaran, yang lalu dijadikan sebagai tempat wisata dan dijadikan salah satu museum.
Stasiun di PG Jatibarang


Remise dan loko uap PG Jatibarang
Remise adalah salah satu stasiun/bagian yang ada di dalam PG Jatibarang dan juga pabrik gula lainnya di Indonesia. Remise PG Jatibarang termasuk yang megah dan besar dari seni arsitekturnya. Selain remise ada beberapa stasiun lainnya seperti :
  • Stasiun Gilingan, yaitu tempat proses tebu masuk hingga tebu digiling untuk diambil nira
  • Stasiun Pabrik Tengah, tempat proses nira masakan dari nira mentah menjadi nira kental
  • Stasiun Puteran, tempat proses pengkristalan gula
  • Stasiun Besali, sebagai tempat maintenance/perbaikan untuk memenuhi kebutuhan pabrik dalam hal pembuatan/pesanan suku cadang
  • Stasiun Ketelan, dimana proses pemanasan air yang menjadi uap sebagai alat penggerak mesin d Stasiun Gilingan.
  • Stasiun Listrik, tempat instalasi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi pabrik.
Remise adalah tempat berkumpulnya lokomotif, baik lokomotif uap maupun diesel, juga disebut sebagai garasinya lokomotif. Bangunannya juga masih asli dengan arsitektur dan desain dari Belanda.
Kondisinya masih sangat baik dari mulainya didirikannya pabrik ini tahun 1842 hingga kini masih kokoh berdiri. Hal ini menandakan bahwa pada masa tersebut arsitektur bangunannya dibuat untuk jangka waktu yang lama sehingga kualitasnya sangat baik. Bangunan remise menghadap ke timur dan terdiri dari 9 pintu masuk untuk loko dan dapat menyimpan sekitar 10 loko atau lebih. Di depan remise juga terdapat sebuah meja putar untuk membalik arah lokomotif.
Armada lokomotif uap yang ada saat ini dan masih digunakan di PG Jatibarang adalah :
Nomor loko
Pabrik
Tahun pembuatan
No. 2
Couillet dan Henschel
1910/1922
No. 5
Arnold Jung Lokomotivfabrik, GmbH
1916
No. 10
Arnold Jung Lokomotivfabrik, GmbH
1911/1929
No. 12
Orenstein & Koppel AG
1931/1938

Tradisi Tahunan
Metikan



Setiap tahun, setiap masa pemanenan tebu atau istilahnya metik diadakan pasar malam. Sebagian masyarakat menyebutnya metikan atau bancakan untuk beberapa wilayah Brebes bagian barat. Tradisi ini masih berlangsung sampai kini.

Manten Tebu


Temanten tebu adalah simbol dari hasil tebu yang meruah, boneka-bonekaan yang terbuat dari batang tebu itu didandani mirip pengantin dan diarak keliling kota dan setelah diarak maka akan diadakan walimahan yang dihadiri oleh para pegawai pabrik gula.
Alamat Pabrik
Jalan Raya Jatibarang - Slawi 52261, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah - Indonesia Telepon (0283) 6183007, Faksimile (0283) 6183009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar